SEKARANG? ATAU TIDAK SAMA
SEKALI!
Berikut ini akan memaparkan
tentang Indonesia masa sekarang dan masa mendatang. Indonesia merupakan negara
yang kaya raya, dengan potensi kekayaan alamnya sangat luar biasa, baik sumber
daya alam hayati maupun non hayati. Dapat dibayangkan, kekayaan alam Indonesia
mulai dari kekayaan laut, darat dan kekayaan lainnya yang terkandung di dalam
bumi Indoneisa. Apabila dilihat secara geografis, mulai dari sabang hingga
merauke terbentang tidak sedikit pulau yang ada di Indonesia. Dengan pulau-pulau
besar, mulai pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Namun
disamping itu terdapat ribuan pulau yang mengelilingi alam Indonesia. Oleh
karena itu Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai kekayaan alam
yang sangat besar. Indonesia umumnya mempunyai dua musim, yaitu musim kemarau
dan musim hujan. Indonesia merupakan negara yang memiliki curah hujan yang
cukup tinggi. Maka dari itu, secara astronomi ini memberikan banyak keuntungan
bagi bumi Indonesia. Salah satunya tanaman dapat tumbuh dengan subur dan
berkembang biak secara cepat. Maka dari itu, Indonesia mempunyai berbagai jenis
tanaman yang juga memberikan peran besar akan kekayaan alam.
Namun Indonesia saat ini
sedang dilanda penyakit, penyakit yang menyerang disetiap diri manusia, yaitu
penyakit Otoriter. Semua kepentingan bersifat Individualis, tidak memikirkan
nasib orang lain dimasa sekarang maupun dimasa mendatang.
Keadaan rakyat, bangsa dan
negara yang sedang kita rasakan saat ini persis seperti yang digambarkan oleh
Paulo Coelho tentang perilaku Kodok atau Kecebong di dalam novel The Winner
Stands Alone (Sang Pemenang Berdiri Sendiri). Coelho menulis “jika kodok
dimasukan ke dalam panci saat air sedang mendidih, maka kodok itu akan langsung
bereaksi, melompat keluar dengan kulit terkelupas, tapi dalam keadaan tetap
hidup”. Namun, sejumlah studi biologi menunjukan “jika seekor kodok ditaruh di
dalam panci berisi air, lalu airnya dipanaskan. Maka kodok tersebut tidak
bereaksi terhadap meningkatnya suhu yang makin panas di dalam panci. Kodok
tidak peka terhadap perubahan yang terjadi di sekelilingnya yang menyiksa
dirinya. Lalu saat air tersebut mendidih, kodok itupun mati dalam keadaan
gendut dan senyum bahagia”. Keadaan bangsa kita tak jauh berbeda dengan
perilaku dan reaksi kodok dalam menghadapi situasi perubahan lingkungan, kita
juga nyaris tak bereaksi dan tak merasakan perubahan yang sedang terjadi pada
diri kita dan lingkungan bangsa kita. Perubahan lingkungan yang tidak
diwaspadai, menyebabkan kehidupan kita makin tercekik, baik kehidupan pribadi
maupun kehidupan sebagai sebuah bangsa.
Analisa keadaan Indonesia
saat ini dapat dijabarkan berbagai faktor, salah satunya yaitu yang akan saya
bahas tentang bagaimana peran orang tua dalam mendidik putra dan putrinya dalam
kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun bernegara. Anak akan belajar dari
kehidupannya, apabila anak dibesarkan dalam ketakutan maka ia akan belajar
berbohong, apabila anak dibesarkan dilingkungan tertekan ia akan belajar
berontak, apabila anak dibesarkan dengan celaan maka ia akan belajar memaki,
apabila anak dibesarkan dengan cemoohan maka ia akan belajar rendah diri. Dan
sebaliknya, apabila anak dibesarkan dengan toleransi maka ia akan belajar
menahan diri, apabila anak dibesarkan dengan dorongan maka ia akan belajar
percaya diri, apabila anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan maka ia
akan belajar keadilan, apabila anak dibesarkan secara aman maka ia akan belajar
menaruh kepercayaan, dan apabila anak dibesarkan dengan kasih sayang dan
persahabatan maka ia akan belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
Dari pernyataan diatas dapat
kaitkan dengan manusia-manusia yang ada di Indonesia ini, yang senantiasa hidup
mewah diatas penderitaan orang lain, lebih tepatnya pada masyarakat dikalangan
bawah. Seperti yang pernah dikatakan oleh dosen kewarganegaraan saya yaitu Pak
Danang, “masyarakat Indonesia itu seperti dalam peribahasa, yang berbunyi hidup
segan mati tak mau”. Masyarakat yang susah, yang hidup dari keluarga yang
kurang mampu dan lebihnya lagi, para petinggi dengan segan-segan mengambil hak
masyarakat sebagai warga negara.
Faktor lainnya yaitu dalam
sektor pembangunan dalam suatu wilayah. Kita dapat menyaksikan betapa pesatnya
pembangunan gedung-gedung yang tidak memikirkan dampak kedepan di negara Indonesa,
yang sebelumnya banyak ladang dan sawah-sawah sebagai sumber penghasilan
masyarakat Indonesia yang dijuluki negara Agraris, yang sebagian besar masyarakat Indonesia
adalah petani. Dan sekarang semua lahan-lahan pertanian di Indonesia dibeli
oleh perusahan-perusahan asing maupun dalam negeri untuk melangsungkan
bisnisnya, salah satunya pabrik-pabrik industri dan lainnya yang juga
menyebabkan dampak pada pencemaran lingkungan mulai dari air, tanah, maupun
udara. Coba kita menengok kembali di masa orde baru, setelah turunnya Presiden
Soekarno yang digantikan oleh Kepemimpinan Soeharto. Pada masa itu merupakan
masa pembangunan ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan perkembangan disektor
pertanian. Dan Indonesia pada masa itu adalah negara pengekspor beras terbesar
di dunia dan mencapai swasembada pangan pada tahun 1980-an.
Tantangan Indonesia pada
masa mendatang adalah bagaimana caranya mengembalikan Indonesia yang sekarang
ini menjadi negara pengimpor beras terbesar menjadi negara pengekspor terbersar
nomer satu di dunia dan berswasembada pangan. Sekarang mungkin dapat disebut
lokalisasi rumah penduduk yang ada di pinggiran kota, mungkin dimasa mendatang
apabila negara Indonesia ingin berswasembada pangan, akan diadakan lokalisasi
pabrik-pabrik industri yang sekarang menyasar pada wilayah perdesaan. Karena
masyarakat Indonesia saat ini memang belum terfikirkan bagaimana dampak
kebelakang, semua wilayah pertanian dan perkebunannya dibeli oleh perusahaan
dengan harga tinggi, seketika masyarakat akan mau karena lahannya terjual
mahal, dan tidak dipungkiri lagi anak-anak penerus bangsa hanya menjadi karyawan-karyawan
dipabrik- pabrik sekitar wilayahnya tersebut, lalu bagaimana masyarakat Indonesia
akan dapat meningkatkan penghasilan hanya dari gaji pabrik yang cukup untuk
kebutuhan harian?
Maka dari itu sebagai orang
tua harus lebih memikirkan bagaimana cara mendidik generasi penerus bangsa yang berkualitas dan
berakhlakul karimah dalam agama islam. Karena akan berdampak besar dimasa
mendatang. Tumbuhkan lagi jiwa pancasila dan nilai-nilai yang sebenarnya itu
telah tumbuh yang ada pada diri setiap manusia di Indonesia. Dan juga
pemerintah yang kritis akan nasib Indonesia mendatang.
Sekian pemaparan tentang bagaimana
keadaan indonesia masa sekarang dan masa mendatang, semoga dapat bermanfaat.